Jumat, 08 November 2013

Sosial Media Gue, Semau Gue?


Perkembangan media sosial saat ini sudah tidak bisa dibendung. Media sosial mempengaruhi bagaimana kita berkomunikasi, mencari informasi, dan bahkan memberikan pendapat. Dulu, sebelum internet merajarela seperti sekarang ini, orang akan mencari informasi melalui media arus utama (yang sekarang disebut juga media konvensional) seperti televisi, radio, dan surat kabar. 


Melalui media sosial orang juga memberikan pendapatnya terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi di sekitar mereka dan bahkan terhadap peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain. Kita masih mengingat bagaimana dunia mengecam penembakan terhadap Malala Yousafzai oleh Taliban karena melakukan dia begitu vokal memotres Taliban.

Amien Rais mengemukakan dugaan adanya cyber troops (pasukan dunia maya) di belakang Jokowi. Hal ini diungkap olehnya setelah melihat kecenderungan sekelompok orang mem-bully tokoh yang mengkritik Jokowi di media. Dugaan ini dilanjutkan bahwa adanya seseorang yang mengordinasikan kelompok tersebut.

"Orang kritik Jokowi di media, nanti ada ratusan yang menghantam tanpa ampun yang dengan kata-kata semestinya tidak layak dan elok," kata Amien seperti dilansir oleh inilah.com.

Praktisi Teknologi Informasi Chafiz Anwar membenarkan adanya pasukan dunia maya di belakang Jokowi. "Kalau komentarnya muncul dalam waktu yang kurang lebih bersamaan dengan komentar yang senada seperti dikomando baik untuk menyerang maupun membela orang-orang yang mereka jaga, maka bisa dipastikan akun-akun itu palsu," ujar Chafiz seperti dilansir oleh inilah.com

Terlepas dari benar atau tidaknya pasukan dunia maya yang dimiliki oleh Jokowi, media sosial sering disalah gunakan. Media sosial seringkali digunakan untuk meluapkan emosi dan kemarahan tanpa tahu batasan. Orang seringkali lupa bahwa media sosial juga merupakan ruang publik yang dapat diakses oleh semua orang. Hal ini tidak terlepas dari kekuatan media sosial yang memungkinkan setiap individu untuk mengemukakan pendapatnya tanpa batasan (selama memiliki perangkat yang terhubung dengan jaringan internet). Tak jarang, hal yang disampaikan dalam media sosial bersifat fitnah untuk menjatuhkan seseorang.

Semua kembali pada etika dalam berkomunikasi. Melalui media apapun tidak sepantasnya kita menjatuhkan pihak tertentu. Kebanyakan dari kita tentu belum lupa dengan berbagai tuntutan pencemaran nama baik hanya karena tweet atau status dalam media sosial yang menyudutkan pihak tertentu. Sudah semestinya kita menjaga kesantunan dalam cara kita berkomunikasi melalui media apapun.

3 komentar:

  1. iya tuh sob, setuju banget kalo kita itu harus lebih bijak menggunakan socmed. Memang sih negara kita menganut demokrasi, tapi demokrasi juga bukan tanpa aturan, bukan?
    Apalagi yang sampe nimbulin perang ato yg sering dsebut "tweet war" dalam twitter. yang kayak gitu uda kelewatan dan ga bermutu. Di dunia nyata aja uda banyak perang-perang yg terjadi. Ditambah lagi perang di dunia maya. kayaknya kita uda cukup banyak deh perang yang terjadi.
    jadi akan jauh lebih indah kalo kita menggunakan socmed untuk menyebarkan yang baik-baik untuk kepentingan bersama juga.
    Let's make our world a better place ;)

    BalasHapus
  2. Betul! ada kalimat menarik tentang yang diungkapkan oleh salah satu dosen pengajar kita:
    "Tuhan maha pengampun, internet tidak."
    Jadi bijak-bijaklah menggunakan media sosial. :cheers

    BalasHapus
  3. setuju banget..sebagai orang berpendidikan seharusnya kita bisa lebih bijak dan memanfaatkannya dengan baik :))

    BalasHapus

Silakan berkomentar mengenai artikel. :)