Kamis, 28 November 2013

Mahasiswa Berwirausaha, Indonesia Maju

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia dari sebelumnya 7,24 juta orang pada Agustus 2012 menjadi 7,39 juta orang pada Agustus 2013. Lebih dari 11% pengangguran terbuka adalah lulusan SMK dan lebih dari 10% adalah lulusan sarjana dan diploma. Data ini menunjukkan penyerapan tenaga kerja lebih rendah dibandingkan jumlah para pencari pekerjaan. Mahasiswa yang nantinya akan menjadi tenaga kerja terdidik harus melihat realitas untuk menentukan apakah nanti dia mau bersaing dengan 7,39 juta orang lainnya atau membuka lapangan kerja baru.
Di sisi lain, BPS sebelumnya pernah mencatat jumlah wirausaha di Indonesia masih berada di bawah angka ideal yaitu 2% dari jumlah penduduk. Angka ini juga masih jauh di bawah negara tetangga seperti Malaysia (4%), Thailand (4,1%), dan Singapura (7,2%). Padahal, wirausaha terbukti memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Wennekers dan Thurik (1999) menemukan bahwa peningkatan jumlah wirausaha mengarah pada peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Sekretaris Kabinet Republik Indonesia (Setkab RI) mengemukakan bahwa 50% pertumbuhan perekonomian Indonesia disumbangkan oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan 90% wirausaha di tanah air merupakan UMKM.

Mahasiswa sebagai tenaga kerja terdidik sudah barang tentu dilirik sebagai tambahan wirausaha di Indonesia. Sayangnya, minat wirausaha di kalangan mahasiswa masih tergolong rendah. Pola pikir (mindset) mencari pekerjaan (job seeker) masih belum tergantikan dengan pola pikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru (job creator). Hasilnya, setiap tahun tingkat pengangguran terus meningkat karena jumlah lulusan yang melampaui kemampuan dunia usaha menyerap tenaga kerja.

Beragam alasan mengapa lulusan mahasiswa enggan berwirausaha. Mulai dari minimnya modal, keterbatasan keterampilan, hingga kesulitan pengurusan izin. Padahal, jika 10% lulusan sarjana dan diploma yang menganggur tadi mulai berwirausaha maka akan menekan angka pengangguran yang signifikan. Menurut Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, UMKM menyerap lebih dari 90% tenaga kerja usia produktif.

Belum lagi, keuntungan lain yang didapatkan dengan berwirausaha. Salah satunya pemberdayaan masyarakat lokal serta pengembangan kearifan lokal. Wirausaha di suatu daerah akan mampu mengembangkan ekonomi setempat dan akhirnya berdampak pada masyarakat sekitar. Wirausaha juga menjadi sarana pengembangan kearifan lokal daerah. UMKM biasanya beroperasi lokal sehingga produk (barang dan jasa) merupakan representasi nilai-nilai kearifan lokal.

Mahasiswa sebagai generasi penerus sudah semestinya menjadi ujung tombak perekonomian Indonesia. Dewasa ini, pemerintah telah memberikan kemudahan dalam masalah pendanaan serta perizinan bagi wirausaha muda. Sehingga menjadi wirausaha bukan lagi mengenai kesulitan modal atau izin tetapi mengenai mau atau tidak.


Dulu para pahlawan kita memperjuangkan kemerdekaan dengan memerangi penjajah. Maka, sekarang mahasiswa dapat mengisi kemerdekaan dengan berwirausaha. Mahasiswa berwirausaha, niscaya Indonesia maju. 

2 komentar:

  1. mari berwirausaha. kurangi angka pengangguran.

    BalasHapus
  2. Menambah informasi nih, karena disertakan data-data dan kutipan-kutipan. :D

    BalasHapus

Silakan berkomentar mengenai artikel. :)